LATEST POST.
to Share Information

Mengenali Pola



Dari gambar terlihat bahwa tahun 2016 dan tahun-tahun yang berakhiran 16 sangat buruk. Sudah 5 abad kondisi tersebut adalah demikian. Apakah seperti demikian. Seperti kondisi IHSG yang kalau Desember pasti akan naik?

Kalau kita lihat, apakah di 1515 ada hal buruk yang terjadi? Kita tidak tahu. Tapi bisa saja ada kalau dicari-cari. Sama juga apakah di tiap tahun xx16 ada hal baik?  Jelas ada kalau dicari. Jadi data sejarah tidak akan pasti seperti yang sudah digariskan. Ini cuma masalah sudut pandang. Sama seperti IHSG. 15 tahun selalu Desember ceria, tapi di tahun ke 16 sebelumnya? IHSG merah. Apakah tahun ini merah atau hijau.

Dan siapa yang berani menjamin tahun 2116 akan buruk? Masa depan itu tidak pasti. Demikian juga di IHSG. Siapa yang bisa menjamin masa depan IHSG pasti A atau B. Kalau benar ada orang yang bisa memberi jaminan, daripada cuap-cuap seperti itu kepada kami, bukankah lebih baik jika orang itu bertemu presiden Jokowi dan berkata : pak Presiden, saya ada metode untuk menebak masa depan investasi dengan 100% keakuratan. Jadi Indonesia sudah bisa tenang, sediakan saja dana 1 trillun, maka dalam waktu 5 tahun, hutang Indonesia akan saya bereskan.

Apakah bisa seperti itu? Rasanya tidak. Investasi selalu berbicara kemungkinan. Karena kalau sudah pasti demikian, misalnya pasti naik, maka siapa orang bodoh yang mau menjual di harga sekarang. Kalau pasti turun, siapa orang bodoh yang mau membeli di harga sekarang. Bahkan kalaupun IHSG naik atau turun, selalu ada saham yang berlawanan. Ini membuat ramalan akan semakin susah. Seperti menebak kapan hujan, di lokasi yang mana, dan berapa lama.

Karena semua adalah kemungkinan, adalah lebih baik kita selalu bersiap. Naik ataupun turun, kita selalu tahu mau melakukan apa. Dan ini sudah berulang-ulang kita bahas. Turun berarti saham menjadi murah, dan risiko berkurang, maka tugas kita adalah membeli. Naik berarti saham menjadi mahal, dan risiko bertambah, maka tugas kita adalah menjual. Sederhana kan?

Bagaimana kalau turun dan kita tidak punya cash. Paling gampang adalah duduk manis tidak melakukan apa-apa. Karena pekerjaan utama investasi adalah tidak melakukan apa-apa. Cara kedua, juallah yang lagi tinggi harganya dan beli yang lagi turun. Ini pentingnya melakukan diversifikasi ke beberapa sektor yang berlawanan. Kalau kita cuma punya 1 saham atau semua saham 1 sektor, bukankah kalau turun, kita akan gigit jari melongo melihat aset kita tergerus?

Cara ketiga, adalah cara paling sederhana dan menenangkan. Yaitu komitmen menyiapkan dana setiap waktu untuk dimasukkan ke investasi. Sehingga kita punya dana untuk selalu membeli.

Cara mana yang kami pakai? Ketiganya. Kami secara konsisten menyetor setiap bulan. Setelah itu melakukan rotasi sektor. Dan akhirnya diam menunggu hasil investasi berbuah.

Hujan juga tidak sepanjang masa kan? Bahkan cerita hujan besar di jaman nabi Nuh sekarang sudah berhenti kan? Tugas kita cuma 1. Bukan menebak kapan penurunan berhenti, serahkan itu pada ahli saham. Tugas kita adalah memastikan ketika penurunan berhenti, portofolio kita sudah 100% terisi saham-saham terbaik. Karena saham terbaik lah yang akan dibeli oleh fund manager dan smart money.

Selamat merayakan natal dan Selamat berlibur. (@saham-indonesia)

Unknown Unknown Author

About Me

About Me

Popular Posts

Arsip Blog