Mirae Asset Sekuritas Indonesia Sector Update Consumers
5:50 PMMirae Asset Sekuritas Indonesia Sector Update
Consumers - Hope on construction spending by Dang Maulida (dangmaulida@miraeasset.co.id)
Consumers
Hope on construction spending
Multiplier effect from increase in infrastructure spending
Menurut Kementerian di Indonesia Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat; PUPR), penyerapan tenaga kerja adalah
dua sampai tiga kali lebih besar untuk sektor konstruksi dibandingkan untuk
industri pertanian. Misalnya, pembangunan bendungan membutuhkan 400
pekerja, konstruksi rumah 15 pekerja, dan pemeliharaan jalan / manajemen
pekerja 1,2 juta. Khususnya, manfaat sektor konsumer besar dari kenaikan belanja
konstruksi / infrastruktur (terima kasih kepada penciptaan lapangan kerja yang
dihasilkan). Bahkan, kami percaya bahwa kenaikan belanja konstruksi memiliki
dampak yang lebih besar pada konsumsi dibandingkan sektor lain.
Role of construction in Indonesia’s economy
Belanja infrastruktur di APBN Indonesia (Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara; APBN) meliputi pembangunan proyek-proyek yang bertujuan untuk
meningkatkan: 1) transportasi / konektivitas (misalnya, bendungan, jalan, jalan tol
dan jembatan); dan 2) akses listrik (misalnya, pembangkit listrik). Nilai komponen
konstruksi di ekonomi Indonesia meningkat dari IDR728,2tr pada 2012 IDR925,1tr
tahun lalu, mencatat pertumbuhan tahunan rata-rata 6% (lihat Gambar 1). Selama
periode yang sama, kontribusi pembangunan terhadap total produk domestik
bruto (PDB) meningkat dari 9,4% menjadi 10,4% (lihat Gambar 2). Khususnya, tahun
lalu, konstruksi merupakan penyumbang ketiga terbesar bagi ekonomi Indonesia,
di bawah industri pengolahan (21,0%) dan pertanian, kehutanan, dan perikanan
(13,5%) .
Menurut APBN tahun ini, pemerintah menargetkan 7,9% pertumbuhan YoY untuk
nilai sektor konstruksi, tingkat tertinggi dalam lima tahun. Memang, pemerintah
berencana untuk mempercepat pembangunan proyek-proyek infrastruktur
strategis, seperti jaringan irigasi, jalan (836km), jembatan (10,198m), terminal
bandara (13 unit), dan kereta api (553km). Untuk mengakomodasi ini, pemerintah
diatur untuk meningkatkan belanja infrastruktur sebesar 18,5% YoY menjadi
IDR387,3tr pada tahun 2017 (lihat Gambar 3).
Dalam pandangan kami, peningkatan belanja konstruksi akan mempengaruhi
positif daya beli. Pertama dan terpenting, hal itu akan menyebabkan peningkatan
penciptaan lapangan kerja yang terkait dengan konstruksi. Kedua, meningkatkan
konektivitas (misalnya, jaringan transportasi yang lebih luas) akan meningkatkan
akses konsumen untuk barang (melalui lebih murah dan lancar distribusi), yang
akan, dalam jangka panjang, menjamin efisiensi harga yang lebih besar. Ketiga,
distribusi yang lebih lancar dan baik akan memiliki dampak positif pada tingkat
inflasi, yang akan mempertahankan atau meningkatkan daya beli. Kami percaya
bahwa faktor-faktor ini akan mendukung upaya pemerintah untuk mengurangi
tingkat kemiskinan ke level target 10,5% tahun ini (lihat Gambar 4).
Challenges
Tahun ini, penerimaan pajak diperkirakan akan mencapai IDR1,498.9tr atau 86%
dari total pendapatan di APBN (lihat Gambar 5). Pada saat yang sama, tingkat
realisasi penerimaan pajak tercatat di bawah 100% dalam beberapa tahun terakhir,
atau pada tingkat rata-rata 90% selama 2012-2016 (lihat Gambar 6). Kami
memperkirakan bahwa kekurangan 10% pada tahun 2017 akan menunda senilai
IDR128tr proyek konstruksi, dan hal ini akan mempengaruhi banyak industri
(sektor konsumen khususnya) secara negatif. Pada catatan yang positif,
pemerintah telah mengupayakan peningkatan penerimaan pajak melalui perluasan
basis pajak dan kebijakan / reformasi administrasi.